Terkini, Parepare - Angka 4,98 persen Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Parepare selama lima tahun terakhir ini, memberikan gambaran sebuah kebahagiaan. Data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut, sekaan sebuah gambaran validasi atas efektivitas program ekonomi lokal yang digagas Pemerintah Kota Parepare. Data tersebut juga memberikan gambaran bagaimana pengelolaan ekonomi semakin membaik, sehingga tidak hanya berpacu pada asumsi belaka.
Narasi keberhasilan ini, seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Amarun Agung Hamka, berakar kuat pada sinergi kebijakan lintas sektor, terutama dalam penguatan sektor jasa dan perdagangan.
Momentum "Kota Event" dan Dampak Nyata di Lapangan
Menjadi sebuah gambaran dan pilar utama dalam keberhasilan ini adalah sebuah strategi Parepare dalam mewujudkan"Kota Event". Program yang bukan hanya merupakan agenda hiburan, namun juga menjadi sebuah instrumen kebijakan ekonomi, yang cerdas. Kegiatan yang rutin digelar dengan berskala besar, sehingga membuahkan hasil yang baik dalam sektor penurunan tingkat Pengangguran di Kota Cinta Habibie Ainun ini, Pemkot berhasil menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan. Ribuan pelaku UMKM di bidang kuliner, kerajinan, dan ekonomi kreatif teraktifkan, menyerap tenaga kerja, dan memicu perputaran uang di daerah. Ini adalah bukti nyata bahwa investasi pada sektor jasa yang berorientasi keramaian (event-driven) dapat menjadi mesin pertumbuhan yang cepat, terutama bagi kota seperti Parepare yang memiliki posisi strategis sebagai kota transit dan perdagangan.
Kepala BPS Parepare, Dian Ernawaty, memperkuat pandanfan pertumbuhan lapangan kerja tersebut berasal dari sektor informal, UMKM, dan jasa transportasi, yang menjadi penyerap utama angkatan kerja di Kota Parepare. Hal inipun menunjukkan jika fondasi ekonomi Parepare pada dasarnya didominasi oleh jasa dan perdagangan sedang pulih dan menguat, itu digambarkan akibat didorong oleh stabilitas ekonomi melalui inovasi "Kota Event" tersebut.
Tantangan di Balik Angka yang Menawan
Meski terjadinya angka penurunan Pengangguran diangka yang cukup menyejukkan, namun peringatan dari BPS tidak boleh terabaikan. Dimana Dian Ernawaty dengan jelas menyoroti dua tantangan fundamental yang bisa saja menbayangi keberlanjutan tren positif tersebut, diantarnya Mismatch Keterampilan dan Perlunya Penguatan sektor industri Produktif.
Penyerapan tenaga kerja yang masif di sektor informal dan UMKM memang baik untuk jangka pendek, namun sektor ini kerap kali menawarkan pekerjaan dengan produktivitas dan upah yang relatif lebih rendah. Demi menunjukkan capaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja dengan kualitas tinggi, Parepare perlu melakukan penguatan pada industri pengolahan dan digital. Sehingga kita perlu memperkuat kunci dari tantangan ini adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Jika Parepare berkeinginan dalam mewujudkan apa yang kemudian dicita-citakan Sekda Kota Parepare, agar berhasil berada dibawah 4,5 persen, atau bahkan melampaui target tersebut, maka Pemkot Parepare wajib mempercepat kolaborasi dengan pendidikan vokasi dan dunia usaha. Tujuan dari kerjasama ini, tidak lain bagaimana memastikan kurikulum pelatihan kerja selaras dengan tuntutan Industri yang lebih modern. Tanpa perbaikan kualitas SDM yang signifikan, penurunan TPT ini bisa jadi hanya bersifat sementara, mudah tergerus oleh perubahan cepat dalam kebutuhan pasar kerja.
Kesimpulan: Jalan yang Benar, Namun Perjalanan Masih Panjang
Parepare telah membuktikan bahwa kebijakan ekonomi lokal yang terfokus (seperti "Kota Event" dan dukungan UMKM) dapat menghasilkan dampak positif yang terukur. Keberhasilan ini juga menempatkan Parepare sebagai pemain penting dalam penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Selatan, bahkan melampaui rata-rata provinsi.
Namun, narasi keberhasilan ini belum paripurna. Keberlanjutan dan kualitas pekerjaan menjadi PR besar. Pemkot Parepare kini harus bergeser dari fokus pada kuantitas penyerapan (mengurangi angka) menuju kualitas pekerjaan (meningkatkan produktivitas). Kebijakan harus mulai mengarah pada investasi yang lebih besar dalam pelatihan upskilling dan reskilling untuk mendorong generasi muda Parepare menjadi tenaga kerja yang siap untuk sektor industri dan digital yang lebih produktif di masa depan.










