Ia juga menegaskan tentang peran sawit dalam menekan dan mencegah penyebaran stunting di Indonesia, dan upaya peningkatan kesejahteraan petani dan UMKM lokal, melalui program semi diversifikasi makanan atau olahan dari sawit, dengan Program tiram sawit.
Sementara, Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Helmi Muhansyah, menuturkan, dengan hadirnya sawit ini sangat membantu negara khsuajnya dalam hal menghemat import dimana sekarang BBM kita berada pada Importir, namun dengan kolaborasi sawit bisa menekan angka importir tersebut.
"Kami berharap kedepan posisi importir yang saat ini berada di 40 persen, kita bisa tekan sampai 50 persen kebutuhan sawit dan bahkan kedepan bisa diangka 100 persen sawit," harap dia.
Ia menerangkan, kalau pihaknya pernah melakukan evaluasi dan percobaan untuk mengeluarkan sawit dalam daftar ekspor ini, namun ternyata posisi ini sangat mempengaruhi kondisi ekspor Indonesia, dan devisa berdampak pada posisi minus.
Dalam kesempatan tersebut juga, dirinya menyampaikan berbagai program BPDP khususny dalam peninjang para petani dan juga pekerja dalam dunia sawit ini, termasuk program peremajaan sawit rakyat, Sarpas, beasiswa bagi pekeja dan pengusaha sawit. Serta di BPDP juga terus berkontribusi dalam hal melakukan kampanye baik terhadap hasil produksi dari sawit ini.
"Kami gambarkan sedikit terkait beasiswa ini, kalau di jawa sendiri, ada beberapa yang justru program beasiswanya diatas dari Upah Minimum Kabupaten tersebut.










