Menurutnya, stunting merupakan masalah serius di Indonesia yang mempengaruhi pertumbuhan anak-anak.
"Dengan tingginya angka stunting, kesehatan dan perkembangan generasi mendatang menjadi terancam. Untuk menghadapi tantangan ini, kami telah mengambil langkah-langkah konkret," tegasnya.
Salah satu inisiatif utama, kata dia, yang dilakukan pemerintah kota Parepare adalah dengan meningkatkan akses terhadap gizi yang baik bagi anak-anak.
"Salah satu program kami adalah pemberian makanan bergizi, edukasi kepada orang tua, serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait menjadi fokus utama dalam usaha menurunkan angka stunting," katanya.
Dia juga mengungkapkan, langkah strategis lainnya adalah melibatkan berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial dalam upaya bersama menangani stunting.
Dia pun berharap adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat.
"Karena itu menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan program menurunkan angka stunting," tandas pejabat Kemendagri ini.
Dia pun mengapresiasi, kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Parepare yang melaksanakan berbagai kegiatan dan program dalam mengatasi masalah stunting.
"Kita apresiasi, Dinas PPKB, termasuk panita dalam melaksanakan kegiatan yang memberikan edukasi dan informasi terkait penanganan stunting di Parepare," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin mengatakan, stunting masalah serius dan menjadi atensi pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Termasuk BKKBN mempunyai tugas dan fungsi sama dengan tahun lalu. Yaitu, dalam percepatan penurunan stunting dan penanganan keluarga.
“Kita ketahui bersama stunting di Indonesia itu tinggi, saat ini 21,6 persen, di Sulsel 27,2 persen. Kemudian di Parepare, 27,1 persen sedikit lebih rendah dari Sulsel. Berharap ke depannya turun,” tugasnya.